Dharma Wanita Persatuan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kalimantan Bagian Timur. Sekretariat: Jalan Jenderal Sudirman 546, Balikpapan Kalimantan Timur.

Rabu, 29 Agustus 2012

Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dengan Papsmear


Papsmear masih awam di kalangan Perempuan

Hingga saat ini sebagian besar perempuan Indonesia relatif masih awam terhadap pentingnya “papsmear” atau pemeriksaan apusan lendir rahim untuk mendeteksi secara dini kemungkinan dirinya terserang kanker leher rahim.

Papanikolaou test atau Papsmear adalah metode screening ginekologi, dicetuskan oleh Georgios Papanikolaou, untuk menemukan proses-proses premalignant dan malignant di ectocervix, dan infeksi dalam endocervix dan endometrium. Pap smear digunakan untuk mendeteksi kanker rahim yang disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV. 

Kanker Leher Rahim adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim (serviks) yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol ke puncak liang senggama (vagina). Penyebabnya belum diketahui secara pasti, tetapi 95% kasus ditemukan HPV (Human Pappiloma Virus) positif. Kanker Leher Rahim merupakan kanker peringkat pertama angka kejadian kanker di Indonesia.

Kapan Melakukan  Pap Smear?
Untuk menghindar terjangkit dari penyakit ini, ada baiknya tiap wanita memeriksakan dirinya (melakukan pap smear) minimal 1-2 tahun sekali terutama bagi wanita yang sudah menikah atau yang telah melakukan hubungan seksual. Jika selama 3 tahun berturut-turut hasilnya normal, secara otomatis dokter akan mengurangi frekuensinya.

Berdasarkan informasi yang didapatnya dari YKI dan Golin Harris, Sigi mengetahui, kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia pada wanita. Penyakit yang disebabkan HPV ini berkembang di mulut rahim dan seringkali diketahui keberadaannya apabila sudah berada di stadium lanjut (setelah virus tersebut berkembang sekitar 10-20 tahun di mulut rahim). Oleh karena itulah, penyakit ini disebut sebagai silent killer , karena gejalanya yang baru bisa diketahui setelah si Penderita berada di stadium lanjut.
Lakukan Papsmear secara rutin agar Kanker Leher Rahim lebih cepat ditemukan dan lebih besar kemungkinan sembuh. 

Waspadai Gejala
Gejala pada tahap pra kanker /dini biasanya belum timbul. Kalaupun timbul, biasanya berupa keluar keputihan yang tidak khas. Pada tahap selanjutnya dapat ditemukan gejala seperti :   
  •  Perdarahan pervagina paskasenggama atau spontan di luar haid.
  •  Keputihan yang berulang, bau, gatal, atau panas.
  •  Nyeri di panggul, pinggang, dan tungkai.
  •  Gangguan berkemih dan pembesaran ginjal.
  •  Nyeri di kandung kemih dan rektum atau anus.
  •  Penurunan berat badan secara drastis.
  •  Perdarahan sesudah menopause.



Antisipasi Dini
Sebenarnya ada cara yang bisa dilakukan untuk bisa terbebas dari penyakit ini. Yakni sebagai berikut:

1. Tes Pap (Pap smear)
Menurut dr. Yurni Satria, M.Phil., dari Yayasan Kanker Indonesia, pap smear  adalah salah satu pemeriksaan untuk melihat apakah terjadi sel-sel abnormal, pra kanker, atau infeksi di leher rahim dengan cara mengambil lendir di leher rahim.

Prosedur pelaksanaannya sendiri sangatlah mudah, cepat, dan tidak menyakitkan. Berikut caranya:
  • 1-2 minggu setelah haid, pasien (usia 25-60) bisa datang ke dokter patologi dan anatomi atau bidan untuk melakukan pap smear (terutama wanita usia yang aktif berhubungan seksual).
  • 1 hari sebelum pemeriksaan, jangan dulu melakukan hubungan seksual dan mencuci vaginanya dengan sabun, gel, dan lain-lain (cukup dengan air bersih), karena dapat mengacaukan hasil tes.
  • Saat pemeriksaan, dokter/bidan akan mengambil pusaktan sel yang berada di batasan antara squamous sel dan kolumnar sel (sel kanker lebih senang berada di batasan itu) dengan Aylesbury spatula  atau endocervical brush .
  • Lalu pusaktan sel diletakkan dalam gelas objek, dicampur dengan alkohol 70 persen, diberi pewarna, dan dikirim ke laboratoriun patologi dan anatomi.
  • Hasil pemeriksaan biasanya akan keluar setelah 1-2 minggu dan selama itu pun pasien bisa beraktivitas seperti biasa.
Lalu apa yang dilakukan pasien jika pada leher rahimnya ditemukan sel pra kanker?
Apabila hasil pemeriksaan papsmear positif, yaitu terdapat sel-sel yang tidak normal, sebaiknya konsultasi kepada petugas kesehatan terdekat untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut. Dokter/bidan pastinya akan langsung melakukan tindakan pengobatan.

2.  Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)
Cara ini bisa dilakukan oleh dokter, bidan, atau paramedik. Alat dan bahan yang digunakan hanyalah speculum vagina, asam asetat 3-5 persen, kapas lidi, dan meja pemeriksaan. Apabila dalam pulasan terjadi perubahan warna asam asetat (bercak putih), kemungkinan ada kelainan tahap prakanker serviks. 

3. Kolposkopi
Pemeriksaan mulut rahim de­ngan menggunakan kamera pembesar. 

4. Vaksin HPV
Yaitu dengan memasukkan serum antibodi ke dalam tubuh. Yang dimasukan adalah bagian dari virus HPV yaitu kulit/cangkang yang telah dipurifikasi dan dilarutkan dalam cairan tertentu sehingga merangsang tubuh untuk memproduksi antibodi atau zat kekebalan tubuh terhadap APV.
Pemberian vaksin dilakukan 3 kali, yakni di bulan 0, kedua, dan keenam (quadrivalent HPV vaksin yang dapat memberikan proteksi HPV tipe 16, 18 dan 6, 11 dari 100 tipe yang ada). Vaksin ini sudah beredar di Indonesia, hanya saja belum masuk dalam program Imunisasi Nasional. 

** Wdj **
Sumber : YKI (Yayasan Kanker Indonesia), Pusat Promosi Kesehatan Indonesia, Wikipedia bahasa Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar