Berbeda negara, berbeda budaya,
tentu memiliki perbedaan tradisi pula. Meski sama-sama menyambut dan merayakan
Hari Raya Idul Fitri, namun setiap negara yang memiliki penduduk muslim
kebiasaan mereka tersendiri dalam merayakan hari raya umat Islam ini. Di
Pakistan selain masakan mereka juga menyiapkan manisan-manisan spesial untuk
dimakan bersama. Di Mesir, para pria juga biasanya memberikan hadiah bagi
wanita yang ia cintai, termasuk ibu, istri, anak dan saudara mereka.
Setiap negara muslim di seluruh
dunia memiliki tradisi yang berbeda dalam merayakan lebaran. Dalam merayakan
hari yang istimewa ini, setiap negara muslim di seluruh dunia tentunya memiliki
ragam tradisi tradisi yang berbeda dan menjadi keunikan tersendiri.
Seperti dikutip dari berbagai sumber, berikut
adalah sejumlah tradisi khas lebaran di berbagai belahan dunia:
Suriname
Negara ini bisa dikata memiliki
kedekatan psikologis dengan Indonesia karena sebagian penduduk Suriname
merupakan keturunan suku Jawa yang dikirim ke negeri itu sebagai kuli kontrak
pada masa penjajahan Belanda. Tradisi ied mubarok (lebaran) di negara ini bisa
dibilang sangat unik karena penetapan hari Lebaran dilakukan berdasarkan
perhitungan mereka sendiri dengan menggunakan prajangka atau perhitungan ala
primbon Jawa peninggalan nenek moyang sejak ratusan tahun lalu.
Arab Saudi
Masyarakat di Arab Saudi,
memiliki kebiasaan untuk mendekorasi ulang rumah mereka takala Idul Fitri tiba.
Selain itu, sejumlah perayaan juga digelar untuk menyambut datangnya hari
kemenangan. Sebagai bentuk tanda syukur, aneka macam hadiah dibagikan, dimana
orang yang lebih tua memberikan hadiah kepada mereka yang lebih muda. Masyarakat
Muslim di Saudi Arabia juga kerap membagi-bagikan permen, coklat dan mainan
bagi anak-anak. Bahkan para pedagang permen dan coklat di negara tersebut
sering memberi bonus bagi pembelinya Soal menu Lebaran, umat Islam di sana
menyantap daging domba yang dicampur nasi dan sayuran tradisional sehabis
menjalankan ibadah salat id di pagi hari.
Turki
Lebaran di Turki dikenal dengan istilah Bayram, yang ditandai dengan silaturahmi, mengenakan baju baru dan
saling mengunjungi selama tiga hari berturut-turut. Masyarakat Turki juga
mengenal tradisi sungkeman, yang dilakukan oleh kalangan muda untuk menghormati
orang tua dengan memberikan kecupan sambil mengucap doa lebaran.
Nigeria
Umat Islam di Nigeria merayakan
Idul Fitri dengan sebutan 'Barka da Sallah' yang secara artian sama dengan
'Salam Sejahtera di Hari Raya' untuk saling menyapa diantara kaum muslim. Saat perayaan lebaran, Nigeria menetapkan
hari raya ini sebagai salah satu hari libur nasional selama dua hari
berturut-turut yang ditandai dengan banyak keluarga muslim yang pulang ke
kampung halaman masing-masing untuk mengunjungi keluarga dan kerabat.
China
Dengan lebih dari satu miliar
penduduk, China memiliki 56 suku atau masyarakat etnis yang resmi diakui oleh
negara dengan 10 diantaranya menganut ajaran agama Islam. Kaum muslim di China
yang jumlahnya sekitar 48 juta jiwa, merayakan lebaran secara meriah, dimana
kaum pria mengenakan jas khas dan kopiah putih, sementara wanita memakai baju
hangat dan kerudung setengah tertutup.
Malaysia
Tradisi merayakan Lebaran di
negeri tetangga, bisa dikatakan hampir mirip atau tidak jauh berbeda dari
masyarakat Indonesia. Untuk hidangan lebaran, masyarakat Malaysia menyajikan
ketupat, lemang, lontong, dan rendang. Setelah shalat Id, mereka berziarah ke
makam kerabat. Di rumah, anak-anak akan memberikan hormat kepada orangtua.
Orang yang sudah dewasa dan berpenghasilan memberikan uang kepada kerabat yang
lebih muda.
Australia
Meski negara non-Muslim, umat
Islam di Australia mendapat kebebasan untuk menjalankan agama mereka dengan
fasilitas libur khusus bagi pegawai beragama Islam untuk mengambil cuti.
Bahkan, tradisi Idul Fitri di Australia di meriahkan dengan festival multi
kultur di kota Sydney yang melibatkan ribuan kaum Muslim dan non-Muslim.
Afrika Selatan
Setiap tahun orang-orang akan
berkumpul di Green Point, Cape Town, untuk menyaksikan datangnya hari terakhir
Ramadhan bersama kerabat sambil berbuka puasa. Setelah maghrib, biasanya
diumumkan tentang datangnya hari raya lebaran dan masyarakat berkesempatan
untuk melaksanakan shalat Id yang dilanjutkan dengan berkunjung ke rumah sanak
saudara.
India
Pemeluk islam di India biasanya
akan berkumpul di Jama Masjid yang terletak di New Delhi untuk melakukan shalat
Id. Masjid ini menjadi pusat perayaan Idul Fitri di New Delhi, ibu kota India.
Mereka juga menyiapkan hidangan khusus yang disebut dengan siwaiyaan, yakni
campuran bihun manis dengan buah kering dan susu. Siwaiyaan hadir dalam beragam
bentuk dan warna.
Fiji
Di negara kecil Fiji pun terdapat
tradisi serupa. Negara tersebut memang mayoritas non-Muslim. Namun, ada tradisi
unik dalam perayaan Idul Fitri. Hidangan spesial khas Idul Fitri adalah samai,
mi manis yang dicampur dengan susu. Samai disajikan bersama samosas, sejenis
kari ayam atau daging. Uniknya, hanya kaum pria yang datang ke masjid untuk
shalat Id.
Amerika Serikat
Seperti dikutip dari laman VOA,
komunitas masyarakat muslim yang ada di negara ini menginformasikan datangnya
hari raya lebaran melalui sambungan telepon ataupun internet (e-mail). Uniknya,
karena mayoritas muslim disana merupakan kalangan imigran, maka pakaian yang
dikenakan berwarna-warni sesuai dengan negara asalnya. Selesai shalat, dilanjutkan
dengan saling mengucapkan Happy Eid atau Eid Mubarak antarsesama jemaah Shalat
Id, para kenalan dekat dan kaum kerabat
Iran
Meski termasuk negara Islam yang
cukup besar, perayaan Idul Fitri di negara ini tidak semeriah di Indonesia. Hal
ini dikarenakan kaum muslim di Iran kebanyakan pengikut ajaran Syiah, yang
lebih memilih Idul Fitri sebagai perayaan personal sehingga kurang semarak. Setelah
selesai menjalankan shalat berjamaah di masjid atau lapangan terbuka, perayaan
biasanya dilanjutkan dengan acara silaturahmi keluarga yang diselingi dengan
pemberian makanan atau uang dari keluarga kaya untuk masyarakat yang tidak
berpunya.
Namun, meski berbeda-beda semua
umat muslim di dunia ini memiliki kebiasaan yang sama. Mereka selalu berkumpul
bersama keluarga setelah melaksanakan Sholat Ied di masjid setempat dan saling
bermaaf-maafan.
***EDA***
(Info foto: Masjid Islamic Centre, Samarinda, hasil jepretan Bpk. Oentarto Wibowo)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar